PALOPO – Gerakan Anak Muda Palopo (AMPO) menggelar kegiatan dialog kepemudaan di Warkop Kampoeng Pisang.
Kegiatan itu mengusung tema “Menggerakkan Anak Muda Palopo Berkontribusi Bagi Indonesia”.
“Kenapa kita membentuk gerakan AMPO ini, karena kita berharap anak muda yang belum diberi kesempatan untuk kuliah atau menempuh pendidikan tinggi, itu diberi kesempatan manajemen organisasi,” kata ketua Umum Gerakan AMPO, Rahmat Al Kafi, Sabtu (3/2/2024).
Kafi mengaku awal mula membentuk organisasi Gerakan AMPO tersebut setelah berkonsultasi dengan mantan Walikota Palopo, Rahmat Masri Bandaso.
“AMPO ini awal mulanya hasil konsultasi saya dengan Bapak RMB, beliau berkata ‘jangan sampai aktivis Palopo hanya bisa di perantauan, gerakkan anak muda dong di Kampung sendiri (Palopo)’,” ungkapnya.
Selain itu tujuan dibentuknya organisasi tersebut, sebagai wadah untuk mengakomodir potensi kreatifitas yang dimiliki anak muda di Kota Palopo.
“Soal AMPO ini, kalau kita tidak ada ruang untuk berkreasi, kita bisa menggunakan AMPO ini untuk mengupayakan hal itu,” terangnya.
Kafi juga mengatakan akan membangun hubungan bersama pihak kepolisian dalam menangani permasalahan umum yang dihadapi oleh anak muda.
Ia juga akan mengupayakan pembukaan akses lapangan kerja bagi kalangan muda yang belum memiliki pekerjaan.
“Jadi anak muda palopo nanti akan belajar menanggapi isu anak muda ini yang punya banyak waktu tapi berbahaya, itu harus difasilitasi di Gerakan AMPO. Banyak waktu luang itu karena tidak ada pekerjaan, jadi kita usahakan di Gerakan AMPO ini membuka peluang kerja,” jelasnya.
Selain akses lapangan kerja, Gerakan AMPO juga akan memfasilitasi akses pendidikan bagi kalangan muda untuk mendapatkan pendidikan.
“Kemudian ada pekerjaan tapi tidak memiliki pendidikan. Jadi akses lain yang kita buka adalah pendidikan, salah satunya dengan mengupayakan akses beasiswa untuk teman-teman Anak Muda Palopo,” tuturnya.
Tak hanya itu, Gerakan AMPO juga akan mengupayakan lapangan bisnis bagi anak muda yang ingin berwira usaha.
Lebih jauh dikatakan Kafi, Gerakan AMPO juga akan berfokus pada pengabdian masyarakat.
“Kemudian ada anak muda, malas bekerja dan tidak punya semangat untuk sekolah, kita akan melakukan pendampingan untuk bisa berwira usaha, jadi anak muda jangan takut berbisnis dan yang terakhir adalah kita akan buat gerakan pengabdian di masyarakat,” ujarnya.
Dalam kegiatan tersebut tampak sejumlah pengurus mengenakan pakaian berwarna warni.
Hal tersebut sebagai simbol bahwa gerakan Ampo tidak berdiri pada satu elemen atau kelompok-kelompok tertentu.
“Kemudian kenapa kami memakai baju berwarna warni, karena kita tidak mau berdiri hanya pada satu warna,” imbuhnya.
Sementara itu Kabag Sumber Daya Manusi (SDM) Polres Palopo, Kompol Misbahuddin mengatakan, kebanyakan kasus yang melibatkan kelompok pemuda, sumber utamanya adalah minuman keras tradisional (Ballo).
“Di wilayah Palopo ini terkenal dengan penghasil minuman keras langsung dari sumber alamnya. Kebanyakan kasus yang ditangani Polres Palopo, selalu yang menjadi penyebab utamanya adalah minuman keras,” katanya.
Ia mengatakan, pihaknya telah melakukan edukasi sebagai upaya pencegahan kasus kejahatan yang melibatkan anak muda dengan penyebab utamanya adalah minuman keras tradisional tersebut.
“Olehnya itu, untuk meminimalisir kasus kejahatan dengan sumber segala penyebabnya adalah miras, kita melakukan edukasi ke masyarakat salah satu contohnya adalah membuat permentasi minuman yang berasal dari pohon aren itu bermanfaat bagi masyarakat, salah satu contohnya dipermentasi menjadi gula merah/aren,” imbuhnya.
Sementara Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Ade Chandra mengatakan bahwa pendidikan adalah landasan utama mengubah paradigma berpikir kalangan muda.
“Pemuda harus memiliki kualitas, kualitas terbaik adalah mengasa otak kita. Bagi saya pendidikan itu penting, tidak ada toleransi bagi saya kalau sudah menyangkut pendidikan,” katanya.
Ade juga mengatakan pendidikan merupakan salah satu solusi meningkatkan kualitas seseorang.
Baginya sendiri pendidikan adalah salah satu prioritas utama untuk kalangan muda.
“Tempulah pendidikan setinggi mungkin. Bagaimana kualitas diri kita akan membaik kalau pendidikan tidak kita jadikan salah satu skala prioritas untuk membenahi diri kita,” tandasnya.
Kegiatan ini melibatkan seluruh elemen organisasi kepemudaan dan mahasiswa di wilayah Kota Palopo.
Kegiatan ini juga turut dihadiri Ketua Umum IPLR Indonesia (Nurhan Tabau), Dosen Universitas Megabuana Palopo (Afrianto) dan Wakil Walikota palopo periode 2018-2023 (Rahmat Masri Bandaso). (*)