MAKASSAR – Karo Ops Polda Sulawesi Selatan (Sulsel) Kombes Bambang Widjanarko mengatakan pihaknya telah melakukan pemetaan daerah rawan di Sulsel pada Pemilu 2024.
Sebanyak 1.935 tempat pemungutan suara (TPS) masuk kategori rawan di Sulsel.
Hal itu disampaikan Kombes Bambang Widjanarko saat sesi talk show #Demi Indonesia Cerdas Memilih di Hotel Four Points by Sheraton Makassar, Selasa 30 Januari 2024.
Bambang awalnya mengatakan Polda Sulsel telah melakukan operasi pengamanan pemilu sejak Oktober 2023 lalu.
“Kalau melihat dari sangat rawan dari spesifikasinya adalah yang geografisnya. Sulit ditempuh seperti yang disampaikan oleh Ketua KPU. Kalau yang rawan, itu mungkin di daerah perkotaan dan pernah punya histori konflik atau berpotensi konflik. Terus kalau kurang rawan itu situasinya cukup kondusif,” katanya.
Bambang menyebut ada 26.357 TPS di Sulsel dan 24.442 TPS masuk dalam kategori kurang rawan atau aman.
Sementara 1.935 masuk kategori rawan, dan sangat rawan tidak ada.
“Kami sudah mencoba petakan membuat klasifikasi sehingga kita bisa menyimpulkan dari 26.357 TPS kita bisa mengklasifikasikan yang kurang rawan atau aman 24.422 TPS. Kemudian yang rawan 1.935 TPS. Sementara yang sangat rawan itu nihil,” terangnya.
Bambang juga mengungkapkan survei yang dilakukan oleh kepolisian, Sulsel masuk dalam kategori rawan pada tahun 2022.
Namun, dalam survei terakhir, Sulsel akhirnya keluar dari zona itu dan masuk ke dalam kategori kurang rawan.
“Tapi proses perkembangan survei kedua tahun 2023 di Juni, kita tidak masuk. Sangat rawan tidak masuk, rawan pun tidak masuk. Jadi kita kurang rawan atau aman. Jadi rendah. Bahkan di survei ketiga di akhir tahun 2023 kita tidak masuk rawan, tidak masuk sangat rawan, kita masuknya di kurang rawan. Bahkan kita masuk di nomor 2 provinsi yang ada,” terangnya.
Selain itu, Bambang menyebut Polda Sulsel juga telah melakukan patroli siber untuk mencegah informasi hoax yang beredar di media sosial.
Termasuk mengantisipasi ancaman black campaign demi terwujudnya Pemilu Damai 2024.
“Kami juga melakukan patroli siber terkait pemberitaan hoax, black campaign. Kami juga melaksanakan patroli preventif yang melibatkan seluruh personel jajaran Samapta hadir di tengah masyarakat,” pungkasnya. (*)