SULSEL – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Selatan (Sulsel) akan mengevaluasi subsidi rute penerbangan ke daerah yang minim penumpang.
Salah satu indikatornya adalah tingkat keterisian penumpang yang tidak mencapai 50 persen.
Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Sulsel Erwin Sodding mengatakan setidaknya ada lima subsidi rute penerbangan yang bakal dievaluasi.
Yakni rute Makassar-Masamba, Masamba-Sorowako, Makassar-Bone, Makassar-Selayar, dan Bone-Kendari.
“Evaluasi kemarin itu ada beberapa rute yang tingkat keterisian penumpangnya tidak di atas 50%. Karena itu tadi mungkin memang orang lebih pilih prepare naik udara dibanding naik mobil,” ujar Erwin, dilansir dari Detiksulsel, Jumat 12 Januari 2024.
Namun Erwin tidak mengungkapkan rute penerbangan yang minim penumpang.
Dia mengatakan data tersebut akan disampaikan ke publik setelah proses evaluasi rampung.
“Belum bisa saya sebutkan datanya sekarang tapi saya kasih dalam waktu dekat,” katanya.
Erwin menuturkan evaluasi ini akan berdampak kepada jumlah frekuensi penerbangan di rute yang ambang batas bawahnya tidak memenuhi 50%.
Seperti misalnya, dari tiga kali penerbangan dalam sepekan menjadi satu kali.
“Dievaluasi mungkin frekuensinya yang dikurangi. Frekuensi dulu yang kemarin yang tahun lalu misalnya tiga kali seminggu diubah jadi sekali seminggu,” ungkapnya.
Dia menambahkan kebijakan ini diberlakukan agar subsidi rute penerbangan ini betul-betul tepat sasaran dan dirasakan dampaknya oleh masyarakat.
Di sisi lain, langkah ini juga untuk menghindari pemborosan terhadap anggaran belanja daerah yang tidak efektif.
“Supaya kan kasihan juga ini kita pakai uang negara yang kemudian nanti tidak menyentuh langsung ke masyarakat karena faktor keterisian penumpang yang terbatas,” paparnya.
“Jadi ketika subsidinya tidak tepat sasaran dengan tingkat keterisian penumpang yang tidak sesuai dengan jumlah kursi nah ini takutnya jadi pemborosan,” lanjut Erwin.
Dengan demikian, Erwin menyebut subsidi rute penerbangan yang dikurangi jumlahnya itu akan dialihkan ke rute lainnya.
Yakni rute penerbangan yang memiliki permintaan lebih banyak seperti rute Makassar-Selayar.
“Iya dialihkan ke rute lain. Karena ada rute lain yang padat sekali sampai waiting list penumpang. Contoh Selayar itu waiting list. Karena pertama kan dua kali orang dua moda transportasi yang dia harus pakai. Harus lewat laut sama darat,” ucapnya (*)