<>
<>
LUWU UTARA – Di tengah tantangan zaman yang semakin kompleks, Polsek Mappedeceng Polres Luwu Utara mengambil langkah inovatif dalam membina karakter generasi muda.
Melalui program “Polisi Sahabat Anak”, institusi kepolisian ini menggelar latihan seni bela diri Karate-do Gojukai bagi anak-anak, Minggu (25/5/2025) sore di halaman Mapolsek Mappedeceng.
Kegiatan yang dimulai sejak pukul 15.40 hingga 17.50 WITA itu dipimpin oleh PS. Kanit Provos Polsek Mappedeceng, Bripka Listan Enga, yang juga merangkap pelatih utama.
Ia didampingi oleh para senpai muda yang penuh semangat: Nafa Fadila Listan, Muh. Ilham, dan Muh. Jalil. Bersama-sama, mereka melatih para kohai (murid) Karate-do Gojukai dalam suasana yang hangat namun penuh disiplin.
Karate-do Gojukai bukan sekadar seni bela diri asal Jepang. Di bawah naungan International Karate-do Gojukai Association (IKGA) of Indonesia, latihan ini menjadi media untuk membentuk anak-anak yang kuat secara fisik, tangguh dalam mental, dan kaya akan nilai-nilai moral.
Kapolsek Mappedeceng, Ipda Arizal, menekankan bahwa program ini bukan hanya soal gerakan fisik, tetapi juga pembentukan karakter sejak dini.
“Kami ingin anak-anak tumbuh menjadi pribadi yang disiplin, menghargai orang tua, mencintai tanah air, dan punya semangat berprestasi. Inilah cara kami, polisi, hadir secara humanis di tengah masyarakat,” ujarnya.
Di sela latihan, para pelatih tak hanya mengajarkan teknik KATA dan KUMITE, tetapi juga menyisipkan pesan-pesan kebangsaan, pentingnya etika kepada guru, dan sikap saling menghargai antarteman.
Anak-anak tampak antusias, bersemangat, dan penuh rasa percaya diri saat mengikuti arahan.
Kapolres Luwu Utara, AKBP Nugraha Pamungkas memberikan apresiasi tinggi atas inisiatif ini.
Ia menyebut kegiatan ini sebagai contoh sinergi yang ideal antara institusi kepolisian dan masyarakat dalam mencetak generasi emas Indonesia.
Dengan semangat kebersamaan, program “Polisi Sahabat Anak” di Polsek Mappedeceng menjadi bukti bahwa membangun bangsa dimulai dari membentuk karakter anak-anak hari ini. Karena masa depan Indonesia bergantung pada seberapa kuat dan baiknya mereka tumbuh hari ini. (*/Ryan)
