SULSEL – Beras menjadi salah satu penyumbang inflasi di Provinsi Sulawesi Selatan pada akhir tahun 2023 kemarin.
Hal itu merujuk pada data Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel.
Padahal selama ini Sulsel dikenal sebagai lumbung pangan nasional. Sulsel merupakan daerah penghasil beras.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel, Aryanto mengungkapkan sejumlah komoditas penyumbang inflasi di Sulsel.
Seperti Beras, rokok, emas, bawang putih, kontrak rumah.
“Komoditas utama penyumbang inflasi yoy pada Oktober, antara lain beras, rokok kretek filter, angkutan udara, emas perhiasan, bawang putih, kontrak rumah, ikan layang, ikan benggol, telur ayam ras, kacang panjang, dan rokok putih,” kata Aryanto.
Aryanto melanjutkan inflasi year on year (yoy) gabungan lima kabupaten/kota di Sulsel pada Oktober 2023.
Antara lain di Kabupaten Bulukumba, Watampone, Kota Makassar, Parepare, dan Palopo.
Angkanya sebesar 2,89 persen. Indeks Harga Konsumen sebesar 116,32.
Aryanto mengungkapkan dari lima kota IHK di Sulsel, inflasi yoy tertinggi terjadi di Makassar sebesar 3,01 persen. IHK sebesar 116,40.
Sedangkan inflasi yoy terendah terjadi di Palopo sebesar 1,87 persen dengan IHK sebesar 115,02.
Menanggapi hal tersebut Ketua Umum Kadin Sulsel Andi Iwan Darmawan Aras berpandangan beras semestinya tidak menjadi salah satu penyebab inflasi Sulsel jika tata kelolanya diperbaiki.
“Kita melihat bahwa tata kelola distribusi dan perdagangan beras di Sulsel ini harus diperbaiki, masa kita lumbung beras tapi justru menjadi penyumbang inflasi,” kata Andi Iwan Darmawan Aras Sabtu (13/1/2024)
Andi Iwan melihat seharusnya komoditas beras tidak menjadi pemicu inflasi Sulsel, sebab Sulsel adalah lumbung beras.
Maka dari itu ada sesuatu yang perlu diperbaiki terkait dengan tata niaga beras di Sulsel.
“Bagaimana mengantisipasi terjadinya kenaikan-kenaikan harga dan saat ini sangat dibutuhkan peran serta dari pihak pihak bukan hanya Pemprov Sulsel, tetapi terkait dengan yang menangani logistik beras,” terangnya
Wakil Ketua Komisi V DPR RI itu mengatakan kolaborasi dari berbagai pihak harus dilakukan untuk mencari solusi atas hal ini.
Jika kolaborasi itu berjalan baik maka Kadin percaya inflasi bisa terjaga. Sehingga dengan pengalaman-pengalaman yang ada tidak terjadi lagi di bulan selanjutnya dimana beras menjadi penyumbang inflasi.
“Kami melihat yang paling penting adalah kita harus mampu menata distribusi beras. Kami berharap hal ini harus dikendalikan oleh tim yang terdiri dari berbagai lintas sektor agar bisa menjaga stabilitas perekonomian Sulsel,” ucap Dewan Kehormatan BPP Hipmi itu. (*)