< <
NASIONALPERISTIWA

Tragedi di Tengah Pesta, Tiga Nyawa Melayang Dalam Hajatan Putra Gubernur Jawa Barat

×

Tragedi di Tengah Pesta, Tiga Nyawa Melayang Dalam Hajatan Putra Gubernur Jawa Barat

Sebarkan artikel ini
Suasana makan gratis pada hajatan pernikahan anak Gubernur Jawa Barat

GARUT – Seharusnya menjadi perayaan penuh kegembiraan, namun pesta rakyat pernikahan Maula Akbar Mulyadi Putra dan Putri Karlina justru berubah menjadi duka mendalam.

Tiga orang tewas terinjak-injak akibat kerumunan yang tak terkendali saat antre makanan gratis di Alun-alun Garut, Jumat sore (18/7/2025).

Salah satu korban adalah Bripka Cecep Saeful Bahri (39), anggota Polres Garut yang saat itu tengah menjalankan tugas pengamanan.

Dua korban lainnya merupakan warga sipil yang ikut mengantre makanan di tenda hajatan yang dipenuhi ribuan orang.

Ketiganya dinyatakan meninggal dunia sebelum sempat ditangani tim medis RSUD dr Slamet Garut.

Ironisnya, insiden maut ini terjadi dalam pesta pernikahan sang pengantin pria yang merupakan putra dari Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, sementara mempelai wanita adalah Wakil Bupati Garut, Putri Karlina.

Dalam keterangan pers yang disampaikan Jumat malam, Gubernur Dedi Mulyadi mengaku dirinya sejak awal menentang agenda “makan gratis untuk rakyat” yang digagas sebagai bagian dari pesta pernikahan putranya.

“Secara pribadi saya tidak setuju dan melarang acara makan gratis itu karena bisa mengundang kerumunan besar dan berisiko menimbulkan insiden. Tapi rupanya panitia tetap menjalankan,” kata Dedi, dengan suara berat.

Meski menentang, Gubernur Dedi menyatakan bahwa sebagai orang tua, ia tak akan lepas tangan. “Bagaimanapun, dia anak saya. Saya bertanggung jawab,” tegasnya.

Ia pun berjanji menanggung seluruh kebutuhan keluarga korban, termasuk pendidikan anak-anak mereka hingga ke jenjang perguruan tinggi.

Pemerintah Provinsi Jawa Barat juga memberikan santunan sebesar Rp150 juta untuk masing-masing keluarga korban.

Pihak keluarga pengantin sangat terpukul. Bupati Garut Abdusy Syakur Amin yang mewakili mempelai wanita, menyampaikan bahwa Putri Karlina nyaris tak sanggup menemui siapa pun.

“Sangat sedih sekal, tadi kami undang (untuk hadir dalam pertemuan), tapi bisa dibayangkan betapa hancurnya perasaan beliau,” ujar Abdusy kepada wartawan.

Tak butuh waktu lama, pemerintah daerah bersama Forkopimda sepakat menghentikan seluruh rangkaian pesta rakyat. Tenda-tenda dirapikan, dekorasi dibongkar, dan nuansa duka menyelimuti alun-alun yang sebelumnya dihias megah.

Tragedi terjadi di sisi barat Alun-alun Garut. Antrean panjang warga yang ingin mencicipi makanan gratis berubah jadi desakan brutal ketika tenda makanan mulai dibuka. Tak ada cukup petugas yang bisa mengendalikan kerumunan.

Desakan semakin kuat. Teriakan minta tolong terdengar di antara lautan manusia. Beberapa orang terjatuh dan terinjak.

Dalam hitungan menit, suasana berubah kacau. Tim medis datang terlambat. Ketiga korban dinyatakan meninggal dunia di lokasi sebelum sempat mendapatkan pertolongan.

Apa yang semestinya menjadi momentum cinta, kini tercatat sebagai tragedi yang melukai banyak hati. Di balik gaun pengantin dan senyum para tamu, ada air mata yang jatuh tak terbendung.

Kini Garut berduka. Bukan hanya karena tiga nyawa hilang, tetapi karena dalam momen bahagia, rasa kehilangan justru datang lebih dulu.