JENEPONTO – Cinta yang semestinya menjadi pengikat dua insan justru berubah menjadi tragedi berdarah di Desa Camba-camba, Kecamatan Batang, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan.
Dimana, seorang suami tega mengakhiri nyawa istrinya sendiri hanya karena sebuah kecurigaan yang dipicu oleh sebuah ponsel terkunci.
Juang (36), seorang buruh harian lepas yang sehari-hari bekerja di Makassar, baru saja pulang ke rumahnya di Jeneponto pada Kamis malam (5/6) lalu.
Tapi bukan pelukan hangat yang menyambutny melainkan sebuah pertengkaran yang berakhir dengan delapan tikaman ke tubuh istrinya sendiri, Mega (30).
Kisah kelam ini bermula dari sebuah percakapan biasa. Juang yang mencurigai gerak-gerik Mega mencoba membuka ponsel sang istri. Tapi layar itu menampilkan pengunci sidik jari. Kecurigaan pun berubah jadi api cemburu yang membakar akal sehat.
Mega menolak membuka ponsel itu. Dari situlah cekcok terjadi. Kata demi kata meluncur panas, dan dalam hitungan detik, pertengkaran berubah menjadi pembunuhan.
Dalam amarah buta, Juang menikam Mega berulang kali hingga nyawa sang istri melayang di rumah yang dulu jadi saksi janji setia mereka.
Dikonfirmasi wartawan via telepon, Kanit PPA Sat Reskrim Polres Jeneponto, Iptu Pamili, membenarkan kejadian tersebut.
“Iya, pelaku kerja di Makassar. Saat pulang ke rumah, dia curiga, lalu mencoba buka HP istrinya. Tapi karena terkunci dengan sidik jari, pelaku marah dan akhirnya menikam korban. Kalau tidak salah, ada delapan tusukan,” ujar Pamili, Kamis (12/6/2025).
Kini, Juang harus mempertanggungjawabkan perbuatannya. Ia resmi ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan di Rutan Kelas IIB Jeneponto, menunggu proses hukum yang akan dijalani.
Tragedi ini menyisakan luka mendalam, bukan hanya bagi keluarga, tapi juga bagi siapa pun yang pernah percaya bahwa cemburu hanyalah tanda cinta. Nyatanya, ketika emosi mengalahkan akal, cinta bisa berubah menjadi tragedi paling kejam. (*)