LUWU — PT Masmindo Dwi Area (MDA) bersama Pemerintah Kabupaten Luwu melalui Kelompok Kerja (Pokja) Percepatan Investasi resmi memulai langkah awal program revitalisasi Daerah Aliran Sungai (DAS) Suso.
Tahapan ini ditandai dengan pelaksanaan kick-off meeting antara jajaran manajemen MDA dan Pokja, yang merupakan tindak lanjut dari penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) Pengendalian Lingkungan pada Agustus lalu.
Pertemuan tersebut dihadiri Direktur MDA Erlangga Gaffar dan Ketua Pokja Percepatan Investasi Sofyan Thamrin.
Dalam diskusi, kedua pihak menyepakati penyelarasan rencana kerja yang mencakup pemeliharaan fungsi DAS, penataan area yang mengalami degradasi, penguatan titik-titik rawan hidrologis, hingga koordinasi lintas instansi terkait pemantauan dan pelaporan progres kegiatan.
Direktur MDA, Erlangga Gaffar, menegaskan bahwa kick-off meeting ini menjadi tonggak penting untuk memastikan seluruh proses revitalisasi berjalan terpadu dan bertanggung jawab.
Menurutnya, upaya pemulihan DAS Suso merupakan langkah kolaboratif untuk memperbaiki kualitas ekosistem, meningkatkan ketahanan kawasan terhadap curah hujan ekstrem, serta menjaga keberlanjutan sumber daya air bagi masyarakat baik di hulu maupun hilir.
“MDA siap mendukung penuh implementasi program yang telah dirumuskan bersama pemerintah daerah. Ini bukan hanya kerja teknis, tetapi komitmen bersama menjaga masa depan lingkungan,” ujarnya.
Kepala Teknik Tambang (KTT) MDA, Mustafa Ibrahim, menambahkan bahwa program revitalisasi DAS Suso berjalan dalam kerangka kebijakan Pemerintah Kabupaten Luwu.
MDA, kata dia, berperan memberikan dukungan teknis dan memastikan kegiatan konstruksi selaras dengan arahan pemerintah daerah. Setiap tahapan dilakukan dengan prinsip kehati-hatian, mulai dari pemenuhan perizinan hingga kajian karakteristik alami sungai untuk meminimalkan potensi gangguan seperti erosi dan sedimentasi.
Sementara itu, Ketua Pokja Percepatan Investasi, Sofyan Thamrin, menilai kerja kolaboratif ini sebagai bukti keseriusan semua pihak dalam merawat dan memulihkan fungsi DAS.
Menurutnya, revitalisasi tidak hanya menjawab kebutuhan jangka pendek, tetapi juga menjadi investasi lingkungan untuk mengurangi risiko banjir, menjaga kestabilan aliran air, serta memperkuat daya dukung kawasan tangkapan air.
Sebagai tindak lanjut konkrit, pekerjaan lapangan dijadwalkan mulai berjalan pada pertengahan Desember. Tahap awal akan mencakup pembersihan area terdampak, penataan alur sungai yang tertutup sedimentasi, penguatan lereng dan tebing, serta pemasangan struktur pengendali sesuai rekomendasi teknis.
Program revitalisasi DAS Suso diharapkan menjadi model kolaborasi berkelanjutan antara pemerintah daerah dan dunia usaha dalam menjaga integritas lingkungan, khususnya di wilayah yang rentan terhadap perubahan hidrologi dan cuaca ekstrem.







