DAERAH

Bupati Luwu Utara Resmikan Jembatan Gantung Penghubung Dua Desa

×

Bupati Luwu Utara Resmikan Jembatan Gantung Penghubung Dua Desa

Sebarkan artikel ini

LUWU UTARA – Bupati Luwu Utara, H. Indah Putri Indriani, meresmikan jembatan gantung yang menghubungkan Desa Pongo, Kecamatan Masamba, dengan Desa Bumi Harapan, Kecamatan Baebunta, pada Selasa (4/2/2025).

Jembatan ini merupakan aspirasi dari Muhammad Fauzi saat dirinya masih menjabat sebagai anggota DPR RI dari Fraksi Partai Golkar.

Berkat perjuangannya, serta dukungan dari pemerintah daerah dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), jembatan gantung tersebut kini telah berdiri kokoh dan siap dimanfaatkan masyarakat.

Kepala Desa Pongo, Awaluddin, dalam sambutannya menyampaikan rasa syukur dan apresiasi yang tinggi atas terwujudnya pembangunan jembatan ini.

“Alhamdulillah, kami sangat bersyukur. Dari 166 desa di Luwu Utara, hanya dua yang memiliki jembatan gantung dan salah satunya ada di Desa Pongo,” ujar Awaluddin.

Ia menambahkan, keberadaan jembatan tersebut akan sangat memudahkan aktivitas warga.

“Dulu warga harus memutar jauh untuk menyeberang, terutama saat mengantar anak ke sekolah atau membawa hasil bumi ke pasar. Sekarang akses lebih mudah dan efisien,” lanjutnya.

Dalam sambutannya, Bupati Indah Putri Indriani menyampaikan terima kasih kepada Kementerian PUPR yang telah memberikan perhatian dan bantuan nyata kepada Luwu Utara.

“Alhamdulillah, Luwu Utara mendapatkan paket jembatan gantung dari Kementerian PUPR. Ini adalah bentuk kolaborasi yang baik antara pemerintah pusat dan daerah. Semoga jembatan ini memberi manfaat besar bagi masyarakat,” ucap Bupati.

Menjelang akhir masa jabatannya, Indah juga menyampaikan penghargaan kepada masyarakat atas dukungan dan kesabaran selama dirinya memimpin daerah ini.

Acara peresmian turut dihadiri oleh Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional, Syamsu Alam, Kepala Dinas PUTR Luwu Utara, Muharwan, Danramil 1403/11 Masamba, Camat Masamba A. Yasir Pasandre, Kepala Desa Bumi Harapan Pandin, serta tokoh masyarakat dari dua desa yang dihubungkan oleh jembatan tersebut.