DAERAH

Diduga Alihkan Lokasi Proyek Pintu Air, Kades Marannu Dituding Utamakan Kepentingan Pribadi

×

Diduga Alihkan Lokasi Proyek Pintu Air, Kades Marannu Dituding Utamakan Kepentingan Pribadi

Sebarkan artikel ini
Lokasi proyek pintu air di Desa Marannu, Luwu Utara

LUWU UTARA — Pembangunan pintu air di Desa Marannu, Kecamatan Baebunta Selatan, Kabupaten Luwu Utara, Tahun Anggaran 2025 menuai kontroversi.

Proyek yang sedianya dibangun di Dusun Lae-Lae, diduga dialihkan secara sepihak oleh Kepala Desa (Kades) Marannu, John M. Barapadang, ke Dusun Pangka lokasi yang disebut-sebut dekat dengan lahan pribadi sang kades.

Perpindahan lokasi proyek ini memicu kegaduhan di tengah masyarakat desa.

Warga mempertanyakan manfaat dari pembangunan tersebut, yang dinilai lebih menguntungkan individu ketimbang kepentingan umum.

Seorang warga berinisial AR, yang enggan disebutkan namanya secara lengkap, menyatakan bahwa pemindahan ini tidak sesuai hasil musyawarah serta dokumen perencanaan awal.

“Sudah jelas dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan hasil musyawarah bahwa pintu air akan dibangun di Dusun Lae-Lae. Tapi kepala desa tiba-tiba memindahkannya ke Dusun Pangka. Kami menolak karena manfaatnya hanya bisa dirasakan oleh kepala desa sendiri, karena pintu air itu langsung mengarah ke sawahnya,” kata AR kepada awak media, Minggu (3/8/2025).

Proyek pembangunan pintu air ini merupakan bagian dari program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) dengan volume 1 unit sepanjang 16 meter.

Proyek tersebut dibiayai dari Dana Desa (DDS) Tahun Anggaran 2025 senilai Rp64.989.000 dan dilaksanakan oleh Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) desa.

Warga juga mengaku awalnya mengira proyek tersebut didanai secara pribadi oleh kepala desa, lantaran lokasinya tepat di depan rumah sang kades. Namun, setelah bangunan rampung, papan proyek mendadak dipasang yang menandakan penggunaan dana desa.

“Setelah papan proyek muncul, barulah kami tahu itu dana desa. Tapi anehnya, karena banyak warga protes, papan proyek itu dipindahkan ke semak-semak seolah-olah disembunyikan,” ujar AR.

Warga pun berharap agar proyek tersebut dikembalikan ke lokasi semula sesuai hasil musyawarah desa dan dokumen perencanaan.

“Kami petani ingin pembangunan ini kembali ke titik awal, agar manfaatnya bisa dirasakan bersama. Bukan untuk kepentingan pribadi,” tegas AR.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari Kepala Desa Marannu maupun pihak terkait lainnya. (*)